SK II

---- Versi Inggris ----

The history of SK-II goes back over 30 years ago when a scientist in Japan noticed the very soft and youthful hands of women working in a Japanese saké brewery. After years of research the scientists were able to isolate the natural, nutrient-rich liquid which they called, Pitera.

In 1980, the Japanese branch of Max Factor acquired rights to the ingredient, and launched the first cosmetic product containing the ingredient: Max Factor Secret Key with Pitera. Although only modestly successful, its customer base was very loyal, so Max Factor expanded the range, renaming it Max Factor SK-II.

Max Factor would flip through five different owners, each of whom ignored the SK-II product, until 1995, when current owner Procter and Gamble executive and brand manager A.G. Lafley was sent to Japan to overhaul P&G’s declining business in Asia. Lafley made several changes to the company, including several at Max Factor: Lafley discovered Japanese women disliked the brand, so he focused instead on the SK-II cream instead. Within five years, it would become Japan’s top prestige cosmetics brand, outselling Shiseido.

SK-II has since expanded into several markets, however, products sold outside of Asia do not bear the Max Factor name; the brand it simply called “SK-II”. In Japan, and most of Asia, SK-II is a sub-brand of Max Factor, and still bear his name.

--- Versi Indonesia ---

Sejarah SK-II akan kembali lebih dari 30 tahun lalu ketika seorang ilmuwan di Jepang melihat tangan yang sangat lembut dan muda perempuan yang bekerja di tempat pembuatan bir sake Jepang. Setelah bertahun-tahun penelitian para ilmuwan mampu mengisolasi, alami yang kaya nutrisi cair yang mereka sebut, Pitera.

Pada tahun 1980, cabang Jepang Max Factor memperoleh hak untuk bahan tersebut, dan meluncurkan produk kosmetik pertama yang berisi bahan tersebut: Max Factor Rahasia Kunci dengan Pitera. Meskipun hanya sedikit yang sukses, basis pelanggan yang sangat setia, jadi Max Factor memperluas jangkauan, nama itu Max Factor SK-II.

Max Factor akan membolak-balik lima pemilik yang berbeda, masing-masing mengabaikan produk SK-II, sampai 1995, ketika arus pemilik Procter and Gamble eksekutif dan manajer merek AG Lafley dikirim ke Jepang untuk merombak bisnis P & G di Asia menurun. Lafley membuat perubahan beberapa perusahaan, termasuk beberapa di Max Factor: Lafley menemukan wanita Jepang tidak menyukai merek, sehingga ia terfokus hanya pada krim SK-II sebagai gantinya. Dalam lima tahun, itu akan menjadi top prestise merek kosmetik Jepang, Shiseido mengalahkan.

SK-II telah sejak diperluas ke beberapa pasar, bagaimanapun, produk yang dijual di luar Asia tidak menanggung nama Max Factor, merek itu hanya disebut "SK-II". Di Jepang, dan sebagian besar Asia, SK-II adalah merek sub-Max Factor, dan masih menanggung nama-Nya.

^_^